Ara

“Loh, Nak Mingyu? Apa kabar? udah lama gak kesini.”

“Iya Ma, Mingyu baru ada waktu buat main lagi.”

Wonwoo menyimak percakapan Mingyu dan seorang wanita yang Wonwoo duga adalah Ibunya Ara. Wajar jika Mingyu dekat dengan Ibunya Ara, mengingat hubungan keduanya bukan sebentar.

“Ini temennya Ara juga?” tanya Ibu Ara sambil menunjuk Wonwoo.

“Ah iya tante, saya Wonwoo.”

“Ohhh, yaudah duduk dulu ya, tante panggilin Ara.”

Bukan Ara yang turun dari lantai atas, tapi Billie.

“Bill, Ara mana?” tanya Mingyu.

“Ara gak mau turun, Gyu. Katanya nanti dia kesel liat lo sama... Wonwoo.” Billie melihat Wonwoo dengan tatapan tak enak.

“Gapapa, gue maklum.” kata Wonwoo. Padahal ia bingung kenapa seolah-olah Ara yang korban disini.

“Kalo Ara ga mau ketemu gimana cara nyelesain masalahnya?” tanya Mingyu.

“Tunggu, biar gue keatas buat bujuk Ara.”

“Ga perlu.”

Baru saja Billie ingin beranjak dari duduknya, Ara turun dengan wajahnya yang masih sembab. Ia memegang HP ditangan kanannya.

“Lo cek sosmed?!”

Pertanyaan Billie dijawab anggukan oleh Ara. Ia berjalan menuju sofa di depan Mingyu dan Wonwoo. Air matanya masih mengalir, tapi dengan cepat Ara menghapus itu. Wonwoo menjadi iba melihatnya, walau tak bisa dipungkiri ia juga kesal.

“Mingyu, Wonwoo, gue... mau minta maaf.”

Suaranya pelan, Wonwoo peka bahwa nada bicaranya seperti terpaksa. Tapi ia tak ingin bicara sebelum Ara menyelesaikan perkataannya.

“Ini gak sesuai ekspetasi gue, semuanya jadi boomerang untuk diri gue sendiri.”

“Dan lo gak bisa hadapin itu semua, iya kan?”

Pertanyaan Wonwoo dijawab anggukan oleh Ara.

“Gue masih sayang Mingyu. Tapi...” Ara menjeda ucapannya, membaca ekspresi Mingyu yang terlihat tidak terkejut, atau lebih tepatnya tak peduli.

“Tapi Mingyu lebih sayang lo, Won.” lanjut Ara.

Wonwoo diam, tak ingin merespon pernyataan Ara.

Mingyu menghela nafas dalam, “Ara, gue gak mau memperpanjang masalah ini, gue juga gak mau bicara apa-apa ke sosmed tentang igs lo. Semuanya harus lo beresin sendiri, karena itu akibat dari perbuatan lo.”

“Permintaan maaf lo diterima, tapi jangan diulangi ya?”

Ara berdiri sambil menyeka air matanya, “Iya, janji, gue janji gak bakal ganggu lo dan Wonwoo lagi.”

Ia berlari untuk memeluk Mingyu, “Makasih, Gyu. Gue bakal tarik semua omongan gue tentang lo dan Wonwoo.”

Mingyu yang dipeluk Ara tepat dihadapan Wonwoo menjadi gelagapan, ia mendorong tubuh Ara agar menjauh darinya, “Iya iya, sekarang selesain semua masalah yang lo buat. Gue sama Wonwoo mau pulang.”

Saat Wonwoo berdiri dari duduknya, Ara memeluk tubuhnya, “Won, makasih ya udah maafin gue, lo baik banget.”

Pelukannya dibalas oleh Wonwoo, “Jia udah cerita semuanya, minta maaf sama Jia juga ya, Ra? Dia sayang banget sama lo.”

“Iya Won, gue bakal selesain semua masalah termasuk perbaiki hubungan gue dan Jia.”

Pelukan mereka terlepas karena Mingyu sedikit menarik tubuh Wonwoo ke belakang, membuat Ara sedikit iri melihatnya.

“Kita pulang dulu ya, Ra.”

Sebelum benar-benar pulang, Ara memegang tangan Wonwoo dan membisikkan sesuatu, membuat pipinya memerah dan semakin ingin cepat pulang.

“Ara bilang apa sih, Nu?”

“Enggak, ayo pulang, sebentar lagi hujan.”

“Won, Mingyu suka lo dari lama, jangan di sia-siain dan jangan buat dia nunggu lebih lama lagi. Gue tau lo juga suka sama Mingyu, kan?”