Kim Wonwoo

Ada alasan dibalik lamanya waktu yang dibutuhkan Wonwoo untuk mandi tadi pagi.

Perkataan Mingyu di malam pertama mereka menginjakkan kaki di Maldives bukan menjadi angin lewat bagi Wonwoo.

“Bilang aja kamu siapnya kapan, aku nurut.”

Pernikahan mereka bukan terjadi tadi malam, tapi 2 bulan lalu. Bagaimanapun juga ia harus menjalankan kewajiban menjadi pasangan yang baik kan?

Tadi pagi di kamar mandi, Wonwoo mempersiapkan diri secara mental dan fisik.

“Wonwoo, kamu gak boleh biarin suami kamu nunggu lama. Ingat, ini kewajiban bukan paksaan.” ujarnya menghadap ke kaca.

Ia mengeluarkan alat cukur dari travel bag nya. Memangkas habis bulu halus di semua tubuh agar tak malu saat berhadapan dengan Mingyu.

Membersihkan semua bagian tubuh dari atas hingga bawah tanpa terlewat sedikit pun. Benar-benar tak ingin mengecewakan suaminya masalah kebersihan tubuh.

Selepas makan malam selesai, Wonwoo membiarkan Mingyu untuk pergi ke kasur terlebih dahulu. Sedangkan dirinya masih sama seperti tadi pagi, berdiam diri di dalam kamar mandi.

Entah ini sudah keberapa kali Wonwoo menggosok giginya. Bahkan ia mandi di malam hari hanya untuk membuat tubuhnya wangi.

“Baju ada... loh, celananya mana?!”

Sungguh, haruskah celananya ketinggalan di koper pada saat seperti ini?

“Wonwoo, kamu ngapain di kamar mandi lama banget?”

Teriakan Mingyu membuat Wonwoo tambah panik. Apakah ia harus keluar tanpa celana?

“Won? kamu sakit?”

“E-enggak, Gyu! Bentar lagi selesai!”

Tak ada jawaban lagi dari luar. Membuat Wonwoo berfikir apa Mingyu tertidur.

“Ah bodo amat! Bajunya juga sepaha kok, gak keliatan juga kalo gak pake celana.”

Akhirnya Wonwoo keluar dari kamar mandi, berusaha meminimalisir suara yang timbul dari tapakan kaki.

Ternyata Mingyu belum tidur, asik bermain handphone dan tak menyadari Wonwoo yang sedang mengendap-endap naik ke tempat tidur.

Perlahan, Wonwoo menarik selimut tebal itu tinggi-tinggi hingga menutupi seluruh tubuhnya. Dengan ragu, ia memeluk pinggang Mingyu yang sedang bersandar di kepala kasur.

“Kapan kamu naik ke kasur?”

“Tadi.”

“Gak ketauan, kayak hantu aja.”

”....” “Mingyu.”

“Hm?”

“Let's do it tonight.”

“Huh?”

Mingyu menyingkap selimut yang menutupi Wonwoo. Dapat dia lihat dengan jelas semerah apa wajah Wonwoo.

“U-udah! Jangan diliatin terus!”

“Bu-bukan gitu Won. Maksud aku kenapa tiba-tiba banget?”

Tentu ada alasan lain kenapa Wonwoo ingin melakukan ini. Selain karena ini adalah tujuan awal mereka pergi ke Maldives, Wonwoo tidak ingin hari-hari mereka disini terbuang sia-sia karena alasan 'belum siap' darinya.

“Aku mau kita pergi jauh-jauh ke Maldives bukan untuk makan tidur aja. Dan juga aku belum kasih kamu apa-apa dari awal nikah. Aku gak mau bulan madu kita sia-sia.”

Ucapan Wonwoo membuat Mingyu mengerutkan alisnya, “No, honey. Kata siapa sia-sia? Dari perjalanan ini kita jadi lebih deket. Aku jadi tau tentang kamu. Kita jadi lebih kenal satu sama lain. Aku gak ngerasa ini sia-sia.”

Wonwoo memperbaiki posisinya agar setara dengan Mingyu. Ia mengambil handphone yang masih bertengger di tangan sang suami lalu menaruhnya di atas nakas.

Menangkup wajah Mingyu dengan kedua tangan dan mendekatkan wajah mereka.

“Kamu itu kayaknya langsung dikirim tuhan buat aku deh?”

Kalimat Wonwoo membuat Mingyu tertawa, “Hahahahaha, kenapa gitu?”

“Baik banget, kayak malaikat. Gak ada minus.”

Jarak yang terlalu dekat membuat Mingyu mencuri kesempatan untuk mengambil sebuah kecupan di bibir merah Wonwoo.

“Kamu juga gak ada minus. Semuanya ada di kamu. Ganteng, manly, cantik, manis, serakah banget pokoknya.”

Kalimat itu hanya di balas tawa dari yang di puji, membuat sang lawan bicara gemas lantas memberikan hujan kecupan di seluruh wajahnya.

“Hahahahahaha, udah gyu, geli. Hahahahaha.”

Hujan kecupan terhenti dengan posisi Mingyu yang mengungkung tubuh Wonwoo. Masih belum sadar bahwa sang lawan bicara hanya memakai baju atasan tanpa celana. Kemeja putih polos oversize.

“Kim Wonwoo, its gonna be a long night.”