Ulang tahun.
“Nu, lu yakin ini ulang tahun? kok lebih mirip acara nikahan?”
“Bener gyu, itu rumahnya. Mamanya agak rempong, jadi wajarin aja.”
Mereka tiba di rumah Rowoon bermaksud untuk menghadiri acara ulang tahun Lia, adik bungsu Rowoon.
“Kak Nunu!”
Gadis kecil berumur 7 tahun itu berlari ke arah Wonwoo, membentangkan tangannya lebar-lebar meminta untuk digendong.
Tapi ia salah orang, yang menangkapnya bukan kakak berkacamata kesayangannya, melainkan kakak tampan berjaket levis yang juga menggunakan kacamata.
“Kamu bukan kak Nunu...”
Wonwoo tertawa melihat wajah keduanya yang sama-sama bingung.
“Happy birthday princessnya kakak.”
“Kak Nunu, Lia kangen!”
Ia menyamakan tingginya dengan Lia untuk memeluk tubuh kecil itu.
“Kakak juga kangen Lia. Oh iya, kakak bawa temen ke ulang tahun Lia, gakpapa kan?”
Baju Mingyu ditarik, memintanya untuk ikut berjongkok menyamakan tinggi dengan Lia.
“Halo Lia. Aku Mingyu, temennya Wonwoo.”
Lia menatap Mingyu dengan raut wajah yang tak dapat di baca.
“Kenapa Lia?”
“Pacar kak Nunu ya?”
“Bukan.”
“Belum.”
Jawaban keduanya bertolak belakang. Membuat Lia menjadi bingung mana yang benar.
“Wonwoo udah dateng?”
Mereka bertiga menoleh ke sumber suara. Di sana ada Rowoon yang berjalan ke arah mereka bersama seorang gadis bergaun pink selutut, gadis yang sama dengan yang ada di postingan instagramnya.
Jantung Wonwoo mendadak berpacu lebih cepat. Ia segera berdiri sambil merapikan kaca matanya.
“Ha-hai kak Rowoon.”
“Udah lama banget gak liat lo, kangen gue gak?”
Tubuhnya dipeluk erat, dengan Rowoon yang menepuk-nepuk punggungnya pelan. Membuat hatinya makin tak karuan kala pria itu mengulangi pertanyaan.
“Gak kangen ya?”
Pelukan terlepas, tapi tangan Rowoon yang memegang lengan Wonwoo belum dilepas.
Seseorang tak suka melihatnya. Tak ingin membuat keributan dan mengacaukan suasana, perlahan Mingyu menarik Wonwoo untuk memberikan jarak dengan Rowoon.
“Hahahaha.”
Tawa Wonwoo canggung, karena yang berdiri di belakang Rowoon membuatnya bingung.
“Kamu dari tadi liatin aku terus. Aku Emely, mantan Rowoon.”
'Mantan?'
Wonwoo memang bertanya dalam hati, tapi pertanyaan itu sangat terlihat dari raut wajahnya.
“Mantan temen karena sekarang jadi pacar. Emy emang suka bercanda.”
“O-oh gitu.”
'gak lucu'
Sakit saat tau bahwa orang yang disuka secara terang-terangan mengenalkan pacarnya.
“Hehehehe. Rowoon pernah cerita tentang kamu kok.”
“Oh ya?”
“Iya. Kamu yang selalu temenin Lia di rumah sakit.”
Wonwoo tersenyum getir, 'Jadi selama ini cuma dianggap orang yang selalu temenin adiknya pas sakit?'
“Gak salah kok.”
“Seokmin gak ikut, Nu?” tanya Rowoon.
“Enggak kak, dia ada janji. Tapi dia titip kado buat Lia.”
Kantong yang sedari tadi Mingyu pegang diambil oleh Wonwoo lalu diberikan kepada Lia.
“Ini dari kakak sama kak Seokmin.”
Dengan senang hati Lia mengambil kado tersebut, “Kok ada tiga? Kak Wonwoo ditambah kak Seokmin kan jadinya dua?” tanya Lia bingung.
“Satunya dari Kak Mingyu.”
Perlahan Lia mendekati Mingyu yang masih setia berdiri di sebelah Wonwoo. Ia memeluk lelaki itu sambil mengucapkan terima kasih.
“Makasih ya pacarnya kak Nunu! Kakak baik, Lia suka.”
Mereka yang dituduh berpacaran saling tatap.
'Udah Nu biarin aja.' ucap Mingyu kepada Wonwoo tanpa suara.
“Sama-sama princess. Sekali lagi selamat ulang tahun ya!” dengan gemas Mingyu memberikan usapan di rambut Lia.
“Ayo Wonwoo kita makan dulu. Ajak pacar kamu juga.”
Selama acara ulang tahun Mingyu hanya menjadi buntut Wonwoo. Mengikuti kemana Wonwoo pergi, bahkan menunggu di depan pintu kamar mandi saat induknya izin buang air kecil.
“Beneran pacar Wonwoo ya?”
Sebuah suara menginterupsi lamunannya. Wonwoo bilang ingin mengambil makanan di dalam, jadi Mingyu menunggu di bangku teras sebelum kedamaiannya dirusak oleh tuan rumah.
Pertanyan Rowoon tak di jawab. Katanya terlalu malas meladeni orang tidak jelas.
“Gue tau kok kalo selama ini Wonwoo suka sama gue.”
Sebuah pernyataan yang keluar tanpa pertanyaan membuat darah Mingyu seketika mendidih.
“Gak ada yang nanya.”
“Dia baik. Tapi gue udah anggap dia kayak adik sendiri.”
“Basi.”
Rowoon tersenyum mendengar reaksi Mingyu.
“Kayaknya belum pacaran, ya kan?”
“Bukan urusan lo.”
“Jangan galak-galak, Wonwoo sukanya sama softboy.”
Omongan Rowoon tak digubris.
“Nikmatin acaranya ya. Jangan pulang duluan, goodie bag nya lumayan.”
Lalu ia pergi setelah membuat Mingyu emosi.
“Udah nyebelin, sok asik lagi.” kesalnya.
Setelah acara selesai mereka langsung pulang. Tak ada percakapan diantara keduanya, karena Mingyu dapat melihat suasana hati Wonwoo yang tak baik.
“Makasih udah temenin gue.”
“Lo gapapa Nu?”
“Lanjut di chat aja, Gyu. Nanti lo kemaleman.”
Sebuah usiran halus.
“Oke deh. Gue pulang ya.”
Motornya perlahan hilang di ujung jalan. Wonwoo menghelas nafas dalam, mengeluarkan sesak yang sedari tadi lelah di tahan.
“Harus ikhlas.”