-Overthinking-
“Mingyu.”
“Hm?”
Ia menarik selimutnya lebih tinggi, menutupi tubuh polosnya yang tak tertutupi sehelai benang pun.
“Kamu gak merasa bersalah sama fans kita?”
“Tentang?”
“Apa yang kita lakuin ini.”
“Kenapa harus merasa bersalah?” Mingyu mendekatkan tubuhnya ke lawan bicara, menarik selimut yang menutupi tubuh cantik itu agar dapat berbagi dengannya.
“Kita merusak kepercayaan mereka, Gyu. Mereka tahu kita tinggal serumah cuma sebatas homemate.”
“Mereka mau apa kalau tau ternyata kita soulmate, Won?”
Wonwoo terdiam. Ia tak tau apa yang harus dikatakan saat kata 'Soulmate' itu terdengar ditelinganya.
“Won, bisa gak stop overthinking after sex? Ini bukan pertama kalinya kamu bahas itu. Semenjak kita pindah rumah kenapa kamu selalu mikirin hal-hal gak penting?”
Jujur, Mingyu jengah. Fans? itu hanya ada saat mereka bekerja. Sekarang mereka sedang tidak bekerja, jadi kenapa harus memikirkan orang-orang itu?
Jika disuruh memilih pun, Mingyu jelas tau dia akan memilih Wonwoo daripada pekerjaan terikat ini.
Tapi bagimana dengan Wonwoo? apa dia akan melakukan hal yang sama?
Mereka bertemu karena pekerjaan, jadi yang harus dipertahankan adalah pekerjaan, bukan?
“Kalau mereka tau, aku gak bisa bayangin seberapa banyak orang yang kita sakitin secara gak langsung karena hubungan kita.”
“Sekarang aku mau tanya, kita bisa gak melawan takdir?”
Yang diberi tanya menggelengkan kepalanya.
“Soulmate itu takdir, Won. Kita harus terima itu apa adanya. Kamu gak suka sama hubungan kita, ya?”
Pertanyaan Mingyu membuat Wonwoo membalikkan badannya cepat menghadap sang dominan.
“Pertanyaan kamu apa-apaan, sih? Hubungan kita udah 6 tahun gak mungkin aku gak suka.”
“Yaudah, sekarang kamu pikirin kita aja, jangan mereka. Disaat fans punya kehidupan pribadinya sendiri, kenapa idol mereka gak boleh punya kehidupan pribadinya juga?”
Kali ini Wonwoo memilih diam, karena Wonwoo tau bahwa kalimat yang diucapkan Mingyu benar.
Tubuhnya ditarik Mingyu untuk mendekat, tubuh mereka yang tak terbalut kain saling mendekap erat, memberikan ketenangan bagi sang submissive yang tak berhenti gelisah sejak tadi.
“Ada kalanya kita harus bersikap seperti idol dan orang biasa. Saat kita kerja ya, kita harus profesional demi karir kita. Tapi saat kita lagi gak kerja, kita harus jalanin kehidupan kita sebagai orang biasa. Setiap orang punya kehidupan pribadinya, kan?”
Sebuah anggukan Wonwoo berikan sebagai jawaban untuk pertanyaan Mingyu.
Wajahnya yang tenggelam dalam dekapan hangat dari orang di sampingnya seketika memerah kala Mingyu memberi kecupan-kecupan halus di wajah dan pucuk kepalanya.
“Jadi, jangan overthinking lagi ya?”
“Iya...”
Pelukan mereka terlepas dengan tangan Wonwoo yang terkunci di samping kepalanya dan Mingyu yang mengukung tubuhnya, lagi.
“Sekarang... bisa kan jadi Wonwoo pacar Mingyu, bukan Idol Wonwoo member Group Seventeen?”
Malam itu kembali mereka habiskan sebagai Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo, dua pemuda yang terikat sebuah hubungan yang disebut 'Soulmate' dan dipertemukan karena pekerjaan yang 'beresiko' sebagai Idola dunia.